BUNTU KABOBONG
Buntu Kabobong dalam bahasa Enrekang (Massenrempulu) berarti gunung erotis. Pasalnya gigir gunung yang berlipat-lipat ini kerapkali diasosiasikan dengan alat kelamin wanita. Layaklah jika kemudian populer dengan sebutan Gunung Nona, Penelitian geologi mengungkap badan gunung, atau lebih tepatnya bukit, yang berada di kaki Buntu Bambapuang ini terbentuk dari batu pasir. Konon dari dasar laut yang terangkat akibat tumbukan lempeng benua. Terletak di jalan poros Makassar-Toraja, Gunung Nona menjadi pemandangan menarik sepanjang berkilo-kilometer perjalanan. Kalau mau menyaksikannya sembari bersantap, bisa mampir di Villa Bambapuang yang dikelola oleh Pemda Enrekang. Coba cicipi Nasu Cemba (mirip-mirip konro, tapi ditambahkan daun asam) juga minuman hangat perpaduan jahe, susu, serai (namanya lupa…maap, maap). Bambapuang adalah desa yang terletak di Kab. Enrekang, Sulawesi Selatan. Jika kita akan ke Tana Toraja dari arah Makassar, tentu akan melewatinya. Cara mengenalinya mudah. Selepas dari kota Enrekang ke arah Tana Toraja, kita akan melewati sederetan warung-warung di kanan jalan. Coba berhentilah di sana. Sambil menikmati minuman hangat kita bisa menyaksikan indahnya pemandangan Gunung Nona. Nama asli Gunung Nona sebenarnya adalah Gunung Buttu Kabobong. Kata kabobong dalam bahasa lokal berarti “sesuatu yang selayaknya disembunyikan”. Orang dari luar area, daripada susah susah menyebut Buttu Kabobong, lalu menyebutnya sebagai Gunung (maaf) Vagina. Karena kurang enak di dengar, kemudian disebut sebagai Gunung Nona.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment